Selasa, 10 Desember 2013

Probolinggo


Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini dikelilingi oleh Gunung Semeru, Gunung Argopuro, dan Pegunungan Tengger.
Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti : menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.
Kabupaten Probolinggo
Lambang Kabupaten Probolinggo.jpg
Lambang Kabupaten Probolinggo
Moto: Prasadja Ngesti Wibawa
Locator kabupaten probolinggo.png
Peta lokasi Kabupaten Probolinggo
Koordinat: 112° 51' - 113° 30' BT dan 7° 40' - 8° 10' LS
Pemerintahan
 - Bupati
 - Wakil Bupati
Timbul Prihanjoko
 - DAU
Rp. 848.994.313.000.-(2013)[2]
Luas
1.696,166 km2
Populasi
 - Total
1.004.967 jiwa
 - Kepadatan
592,49 jiwa/km2
Demografi
0335
Pembagian administratif
 - Kecamatan
24
 - Kelurahan
325 desa, 5 kelurahan
 - Situs web
Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini dikelilingi oleh Gunung Semeru, Gunung Argopuro, dan Pegunungan Tengger.
Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti : menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.
Etimologi
Ketika seluruh Wilayah Nusantara dapat dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit tahun 1357 M (1279 Saka), Patih Gajah Mada telah dapat mewujudkan ikrarnya dalam Sumpah Palapa, menyambut keberhasilan ini, Raja Hayam Wuruk berkenan berpesiar keliling negara. Perjalanan muhibah ini terlaksana pada tahun 1359 M (1281 Saka).
Menyertai perjalanan bersejarah ini, Empu Prapanca seorang pujangga ahli sastra melukiskan dengan kata-kata, Sang Baginda Prabu Hayam Wuruk merasa suka cita dan kagum, menyaksikan panorama alam yang sangat mempesona di kawasan yang disinggahi ini. Masyarakatnya ramah,tempat peribadatannya anggun dan tenang, memberikan ketenteraman dan kedamaian serta mengesankan. Penyambutannya meriah aneka suguhan disajikan, membuat Baginda bersantap dengan lahap. Taman dan darma pasogatan yang elok permai menyebabkan Sang Prabu terlena dalam kesenangan dan menjadi kerasan.
Ketika rombongan tamu agung ini hendak melanjutkan perjalanan, Sang Prabu diliputi rasa sedih karena enggan untuk berpisah. Saat perpisahan diliputi rasa duka cita, bercampur bangga. Karena Sang Prabu Maha Raja junjungannya berkenan mengunjungi dan singgah berlama-lama di tempat ini. Sejak itu warga di sini menandai tempat ini dengan sebutan Prabu Linggih. Artinya tempat persinggahan Sang Prabu sebagai tamu Agung. Sebutan Prabu Linggih selanjutnya mengalami proses perubahan ucap hingga kemudian berubah menjadi Probo Linggo. Maka sebutan itu kini menjadi Probolinggo.
Potensi
Kabupaten Probolinggo mempunyai banyak objek wisata, di antaranya Gunung Bromo, air terjun Madakaripura, Pulau Giliketapang dengan taman lautnya, Pantai Bukit Bentar, Ranu Segaran, dan Sumber Air Panas yang terletak di Desa Tiris serta Candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu. Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki bermacam-macam seni budaya khas, di antaranya Kerapan Sapi, Kuda Kencak, Tari Glipang dan Tari Slempang, Tari Pangore dan Seni Budaya masyarakat Tengger. Selain obyek wisata dan keseniannya Kabupaten Probolinggo juga menghasilkan buah-buahan, sayur-sayuran serta hasil perkebunan lainnya.
Geografi
Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl.
Batas wilayah
Di tengah-tengah Kabupaten Probolinggo terdapat kota otonom, Kota Probolinggo.
Hasil Bumi
Kabupaten Probolinggo memiliki Sumber Daya Alam berupa tembakau , mangga, anggur, semangka, gula, pohon jati, udang, pasir, emas, tembaga, mangaan, biji besi, belerang, sulfur, dan ikan laut.
Demografi
Wilayah Kabupaten Probolinggo adalah daerah pantai yang sangat Asri seperti Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Pajarakan, Kraksaan, Paiton dan terdapat Wisata Pantai Pasir Putih dengan Panorama Ikan dan Trumbu Karang. Sedangkan daerah pegunungan berpotensi untuk pengembangan sektor perkebunan dengan berbagai komoditinya.
1.      ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15.
Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur



Kecamatan
Bantaran • Banyuanyar • Besuk • Dringu • Gading • Gending • Kotaanyar • Kraksaan • Krejengan • Krucil • Kuripan • Leces • Lumbang • Maron • Paiton • Pajarakan • Pakuniran • Sukapura • Sumber • Sumberasih • Tegalsiwalan • Tiris • Tongas • Wonomerto
Lambang Kabupaten Probolinggo


Kota Probolinggo
Lambang Kota Probolinggo.png
Lambang Kota Probolinggo
Moto: Bestari

Locator kota probolinggo.png
Peta lokasi Kota Probolinggo
Koordinat: -
Dasar hukum
-
Tanggal
-
Pemerintahan
 - Wali Kota
 - Wakil Wali Kota
Drs. H. Bandyk Sutrisno, MSi.
 - DAU
Rp. 414.534.284.000.-(2013)[1]
Luas
25,24 km²
Populasi
 - Total
200.000 (2003)
 - Kepadatan
7.924
Demografi
0335
Pembagian administratif
 - Kecamatan
5
 - Kelurahan
29
 - Situs web
Probolinggo.jpgKota Probolinggo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Kota Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan tengah. Kota ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang cukup besar.
Etimologi
'''Probolinggo''' yang ada hubungannya dengan cerita kuno, yaitu jatuhnya sebuah benda bercahaya (meteor). Tempat jatuhnya benda tersebut oleh raja-raja dahulu dipilih sebagai tempat untuk mendapatkan perdamaian dan mengakhiri perselisihan.
Probo dalam bahasa Sanskerta berarti sinar, sedang Lingga berarti tanda, dalam hal ini tanda perdamaian. Dapat juga diartikan : asli atau sederhana (seperti perwujudan seluruh lambang yang sederhana).
Dengan lambang ini diharapkan jiwa nurani segenap penduduk Kota Probolinggo selalu mendapat tuntunan cahaya terang sehingga alam pikiran dan perbuatannya selalu ditujukan pada usaha tercapainya masyarakat adil makmur, sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_residentiehuis_TMnr_10015450.jpg/220px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_residentiehuis_TMnr_10015450.jpgSejarah
Kediaman residen Probolinggo di masa Hindia Belanda
Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Prapanca.
Sejalan dengan perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan di zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan zaman. Semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger, kemudian berkembang manjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu, di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, dikuasai pula oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.
Pada masa Pemerintahan VOC, setelah kompeni dapat meredakan Mataram, dalam perjanjian yang dipaksakan kepada Sunan Pakubuwono II di Mataram, seluruh daerah di sebelah Timur Pasuruan (termasuk Banger) diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Untuk memimpin pemerintahan di Banger, pada tahun 1746 VOC mengengkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung. Kabupatennya terletak di Desa Kebonsari Kulon. Kyai Djojolelono adalah putera Kyai Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati). Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya. Kyai Djojolelono dipengaruhi , diadu untuk menangkap/membunuh Panembahan Semeru, Patih Tengger, keturunan Untung Suropati yang turut memusuhi kompeni. Panembahan Semeru akhirnya terbunuh oleh Kyai Djojolelono. Setelah menyadari akan kekhilafannya, terpengaruh oleh politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono menyesali tindakannya. Kyai Djojolelono mewarisi darah ayahnya dalam menentang/melawan kompeni. Sebagai tanda sikap permusuhannya tersebut, Kyai Djojolelono kemudian menyingkir, meninggalkan istana dan jabatannya sebagai Bupati Banger pada tahun 1768, terus mengembara/lelono.
Sebagai pengganti Kyai Djojolelono, kompeni mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro, putra Raden Tumenggung Tjondronegoro, Bupati Surabaya ke 10 sebagai Bupati Banger kedua. Rumah kabupatennya dipindahkan ke Benteng Lama. Kompeni tetap kompeni, bukan kompeni kalau tidak adu domba. Karena politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono yang tetap memusuhi kompeni ditangkap oleh Tumenggung Djojonegoro. Setelah wafat, Kyai Djojolelono dimakamkan di pasarean “Sentono”, yang oleh masyarakat dianggap sebagai makam keramat.
Di bawah pimpinan Tumenggung Djojonegoro, daerah Banger tampak makin makmur, penduduk tambah banyak. Beliau juga mendirikan Masjid Jami’ (± Tahun 1770). Karena sangat disenangi masyarakat, beliau mendapat sebutan “Kanjeng Djimat”. Pada tahun 1770 nama Banger oleh Tumenggung Djojonegoro (Kanjeng Djimat) diubah menjadi “Probolinggo” (Probo : sinar, linggo : tugu, badan, tanda peringatan, tongkat). Probolinggo : sinar yang berbentuk tugu, gada, tongkat (mungkin yang dimaksud adalah meteor/bintang jatuh). Setelah wafat Kanjeng Djimat dimakamkan di pasarean belakang Masjid Jami’.
Geografi
Letak Kota Probolinggo berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′ sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya.
Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi :
1. Sebelah Utara : Selat Madura
2. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab. Probolinggo
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat sebesar 56.667 Km?. Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok terdapat 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kanigaran terdapat 6 Kelurahan . [2]
Iklim
Pada umumnya wilayah Kota Probolinggo beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan mencapai + 961 millimeter dengan jumlah hari hujan mencapai 55 hari. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi pada bulan Desember, sedangkan hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. Temperatur rata-rata terendah mencapai 26 °C dan tertinggi mencapai 32 °C.
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan berada pada bulan Nopember hingga April, sedangkan musim kemarau berada pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahunnya. Jumlah curah hujan pada tahun 2008 dari hasil pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di Kota Probolinggo, rata – rata tercatat sebesar 1.072 mm dan hari hujan sebanyak 63 hari. Apabila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2007 sebesar 1.368 mm dengan 74 hari hujan, maka kondisi tahun 2008 lebih kering dibandingkan tahun 2008, dimana curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 3,75 mm/hari, sedangkan curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 2,94 mm/hari. Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Pebruari dan Maret rata-rata sebesar 19,84 mm per hari. Selain itu pada bulan Juli sampai dengan September di Kota Probolinggo terdapat angin kering yang bertiup cukup kencang (kecepatan dapat mencapai 81 km/jam) dari arah tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan ”Angin Gending” .[3]
Tata Ruang
Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di Kota Probolinggo ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.967,70 hektar (21 %), lahan bukan sawah seluas 3.699,00 hektar (39,5 %). Lahan bukan sawah terbagi atas lahan kering 3.595,00 hektar (38,4 %) dan lahan lainnya (tambak) seluas 104 hektar (1,11%).Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah kota, guna mewujudkan visi Kota Probolinggo sebagai kota tujuan investasi yang perspektif, kondusif dan partisipatif.
Topografi
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter, ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar. Namun demikian seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.
Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial ini penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi). Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga terbentuk suatu masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap terhadap kemajuan. Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya pengaruh budaya luar yang negatif.
Salah satu wujud kekhasan budaya masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara, seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.[4]
Hidrologi
Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota Probolinggo adalah Sungai Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur. Dengan rata-rata panjang aliran sungai mencapai 4.94 km, yang terpanjang alirannya adalah Sungai Banger dengan panjang aliran mencapai 6.40 km dan yang terpendek alirannya adalah Sungai Pancur dengan aliran hanya 3.20 km. Sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah. Air sungai dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan perikanan, hal ini dimungkinkan karena sungai tersebut belum tercemar oleh industri-industri besar yang memang tidak terdapat di Kota Probolinggo.
Demografi
Dari piramida penduduk Kota Probolinggo tahun 2006 terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif 18 tahun keatas yang berjumlah 124.413 jiwa (66,61%) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif . Dari gambaran ini terlihat bahwa Kota Probolinggo memiliki potensi SDM yang memadai karena jumlah usia produktif yang ada cukup besar. Penduduk usia produktif sebagai angkatan kerja merupakan salah satu modal dalam pelaksanaan pembangunan.
Jumlah penduduk Kota Probolinggo berdasarkan Pencocokan dan Penelitian(Coklit) oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana pada tahun 2008 adalah sebesar 216.833 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 107.569 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 109.264 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dan tingkat kepadatan penduduk Kota Probolinggo mencapai 3.813 jiwa setiap 1 km². Kondisi tenaga kerja di Kota Probolinggo tahun 2008 meliputi Angkatan Kerja sebanyak 13.195 orang. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, pencari kerja terdaftar 13.195 orang, berhasil ditempatkan 912 orang, pencari kerja yang tidak melapor 538 orang, sehingga jumlah pencari kerja yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2008 sebesar 11.745 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, 11.059 orang atau 83,81% pencari kerja yang terdaftar berpendidikan minimal SLTA.[5]
Pedologi
Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan. Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik tahan menahan.
Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah dimana perakaran tanaman masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah Kota Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm. Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara, sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik, dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase baik. Berdasarkan tabel 2.4, hanya 52,5 Ha (0.93%) tanah berdrainase tergenang periodik dan terus-menerus. Tanah tergenang periodik tersebut diakibatkan oleh keadaan pasang surut air laut. Keadaan tanah yang sebagian besar berdrainase baik, tentunya menguntungkan dalam pengembangan fisik kota.[6]
Pembagian Administratif
Kota Probolinggo terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu Kademangan, Mayangan, Kanigaran, Wonoasih dan Kedopok
Transportasi
Probolinggo berada di jalur utama Surabaya-Banyuwangi. Probolinggo dapat ditempuh dari Surabaya menggunakan bus dalam waktu 2,5 jam. Kota ini juga terdapat stasiun kereta api lintas timur Surabaya-Jember-Banyuwangi. Kereta api yang singgah di Probolinggo diantaranya: Mutiara Timur (Surabaya-Banyuwangi-Denpasar), Cantik Ekspress (Surabaya-Jember), Logawa (Purwokerto-Surabaya-Jember), dan Sri Tanjung (Yogyakarta-Surabaya-Banyuwangi).
Transportasi dalam Kota
  • Angkutan Umum/Lin, menghubungkan sebagian besar jalur-jalur utama dalam Kota Probolinggo. Transportasi massal ini berupa mobil berwarna kunig. Tarif rata-rata Rp 3000 untuk umum dan Rp 1000 untuk pelajar.
  • Bison/MPU, menghubungkan hanya beberapa daerah yang dilewati jalan antar kota, seperti, Sumbertaman, Pabean dan Sukoharjo. Tarif rata-rata Rp 3000. Transportasi berupa mobil yang berukuran besar.
  • Bus Kota, hanya mengubungkan daerah yang dilewati jalur antar kota. Berupa bus yang berukuran sedang dan kecil.
  • Becak, tarif rata-rata di kota Probolinggo adalah Rp 5000/km.
  • Ojek, hanya beberapa daerah saja yang ada penarik ojek. Sebagian besar di daerah terminal. Transportasi ini berupa kendaraan sepeda motor.
Obyek Wisata
Probolinggo dikenal sebagai kota singgah dalam perjalanan pariwisata menuju Gunung Bromo. Secara umum Probolinggo dijangkau oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara melalui Surabaya dengan menggunakan kendaraan umum seperti bus maupun kereta api. Adapun obyek wisata dalam kota sebagai berikut:
  1. TWSL. Taman Wisata Studi Lingkungan. Berupa kebun binatang mini yang berada di daerah Mangunharjo. Satwa yang ada dalam kebun binatang ini cukup beragam. Kini, TWSL terus dikembangkan. Biaya masuk hanya Rp 3000/orang untuk dewasa dan Rp 2000 untuk anak-anak.
  2. Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelelangan Ikan. Masyarakat kota Probolinggo sering berwisata ke Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelelangan Ikan. Walaupun sebenarnya bukan sebuah obyek wisata, tetapi pemandangan dan suasana yang disajikan cukup bagus. Tarif masuk hanya dikenakan terhadap kendaraan bermotor. Untuk Sepeda Motor sebesar Rp 1000 dan Mobil Rp 2000.
  3. Alun-Alun. Alun-Alun merupakan pusat kota Probolinggo. Terdapat beberapa bangunan penting mengelilingi alun-alun tersebut, seperti, Perpustakaanl, Penjara, Masjid, Kantor DPRD, dan Stasiun. Di sekitar alun-alun juga terdapat banyak penjual makanan dan minuman (semacam pusat jajanan). Terutama setiap minggu, diadakan pasar di alun-alun kota ini, menjual makanan dan berbagai tumbuh-tumbuhan. Tidak dikenakan biaya untuk masuk alun-alun.
  4. Taman Manula adalah taman rekreasi terletak di jalan Soekarno Hatta yang menyediakan fasilitas HotSPot gratis dan juga fasilitas Massage relaksasi.
  5. Museum Probolinggo dirintis sejak tahun 2009 dengan mengumpulkan sejumlah bukti-bukti. Misalnya bangunan, pusaka dan foto-foto kuno. Setelah tim museum terbentuk, akhirnya memburu dan mengumpulkan sejumlah bukti sejarah Probolinggo.Sebanyak 140 koleksi Museum Probolinggo terdiri dari temuan Arkeologi, Etnografi, Nomismatik (Uang), Filologi, Keramik Arkelogi, Pusaka, Alat Transportasi dan foto-foto masa lalu
Pendidikan
Sekolah Dasar
Terdapat banyak sekolah dasar di Kota Probolinggo. Biasanya didasarkan pada kelurahan masing-masing. seperti SDN Bremi 1
Sekolah yang paling terkenal di Kota Probolinggo: SDK Mater Dei, SDN Sukabumi 2 Probolinggo (RSBI), SDN Sukoharjo 1 Probolinggo (SSN), SDN Tisnonegaran 2 Probolinggo (SBM),dan SDN Mangunharjo I Probolinggo.
Sekolah Menengah Pertama
  1. MTS SIROJUL ISLAM : Jl. KH. Munir Chozin No. 8 Probolinggo
  2. MTS AL FALAH : Jl. Durian No. 13B Probolinggo
  3. MTS ASSULTHONIYAH : Jl. KH. Sulthon No. 1 Probolinggo
  4. MTS HIDAYAT : Jl. Supriadi 25A Beberan Kanigaran-Probolinggo
  5. MTS INTISYARUL ULUM : Jl. Sunan Giri No. 6 Probolinggo
  6. MTS MIFTAHUL ULUM : Jl. Musi No. 25 Probolinggo
  7. MTS NEGERI : Jl. Citarum Kentangan No. 09 Probolinggo
  8. MTS NURUL HIDAYAH : Jl. KH. Fadhol No. 524 Probolinggo
  9. MTS NURUL HUDA : Jl. Ciwulan No. 5 Probolinggo
  10. MTS NURUL YAQIN : Jl. Sunan Ampel No. 10 Probolinggo
  11. MTS NUSANTARA : Jl. Sunan Giri Probolinggo
  12. MTS RAUDLATUL HASANIYAH : Jl. KH. Abdul Hamid Probolinggo
  13. MTS RAUDLATUL MUTAALLIMIN : Jl. Mastrip No. 154 Probolinggo
  14. MTS RIYADLUS SHOLIHIN : Jl. Lawu No. 39 Probolinggo
  15. MTS ROUDLOTUL THOLIBIN : Jl. KH. Fadhol No. 970 Probolinggo
  16. MTS SUNAN GIRI : Jl. Sukapura No. 127 Probolinggo
  17. MTS UNGGULAN TUNAS BANGSA : Jl. Citarum Kentangan No. 57 Probolinggo
  18. SMP ASSULTHONIYAH : Jl. KH. Sulthon No. 1 Probolinggo
  19. SMP DIPONEGORO : Jl. Diponegoro No. 2 Probolinggo
  20. SMP MUHAMMADIYAH 1 : Jl. Mayjen Panjaitan No. 73 Probolinggo
  21. SMP NURUL ISLAM : Jl. Merapi No. 103 Probolinggo
  22. SMP PANCA MARGA : Jl. Basuki Rahmat No. 42 Probolinggo
  23. SMP PGRI 1 : Jl. Dr. Moh. Saleh No. 28 Probolinggo
  24. SMP SETIA PROBOLINGGO : Jl. Slamet Riyadi Probolinggo
  25. SMP SUNAN GIRI : Jl. KH. Agus Salim No. 4 Probolinggo
  26. SMP TAMAN DEWASA : Jl. Suroyo No. 8 Probolinggo
  27. SMP TERBUKA 10 : Jl. Soekarno-Hatta 263 Probolinggo
  28. SMP TERBUKA 4 : Jl. Sunan Ampel No. 253 Probolinggo
  29. SMP TERBUKA 6 : Jl. Kedondong No. 4 Probolinggo
  30. SMP TERBUKA 8 : Jl. Salak 137 Probolinggo
  31. SMPK MATER DEI : Jl. Raya Panglima Sudirman 22 Probolinggo
  32. SMPLB SINAR HARAPAN : Jl. Semeru Probolinggo
  33. SMPN 1 : Jl. Imam Bonjol No. 49 Probolinggo
  34. SMPN 2 : Jl. Dr. Moh. Saleh No. 7 Probolinggo
  35. SMPN 3 : Jl. Hayam Wuruk No. 155 Probolinggo
  36. SMPN 4 : Jl. Sunan Ampel No. 253 Probolinggo
  37. SMPN 5 : Jl. Cokroaminoto No. 26 Probolinggo
  38. SMPN 6 : Jl. Kedondong No. 4 Probolinggo
  39. SMPN 7 : Jl. Walikota Gatot No. 181 Probolinggo
  40. SMPN 8 : Jl. Salak 137 Probolinggo
  41. SMPN 9 : Jl. Cokroaminoto No. 11 Probolinggo
  42. SMPN 10 : Jl. Soekarno-Hatta 263Q Probolinggo
SMA/SMK/MA sederajat
SMA SIROJUL ISLAM KOTA KRAKSAAN KAB PROBOLINGGO SMA N 1 KOTA PROBOLINGGO SMA N 2 KOTA PROBOLINGGO SMA N 3 KOTA PROBOLINGGO SMA N 4 KOTA PROBOLINGGO SMK N 1 KOTA PROBOLINGGO SMK N 2 KOTA PROBOLINGGO SMK N 3 KOTA PROBOLINGGO SMK N 4 KOTA PROBOLINGGO SMA N 1 GEDING MA N 1 KOTA PROBOLINGGO MA N 2 KOTA PROBOLINGGO
Radio
  1. Radio Probolinggo Suara Andhika (PROSAFM) 105.7 MHz Klik http://prosafm.net
  2. Suara Kota FM 101.7 Hz
  3. Angkasa Jaya FM 95.00 Hz
  4. Radio Probolinggo PT Radio Emdi FM 93.00 MHz http://radioemdi.com Streaming on Blackberry
Buah dari Probolinggo
Buah yang terkenal dari kota Probolinggo adalah buah mangga dan anggur. Berbagai macam buah mangga yang terdapat di kota Probolinggo misalnya, mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gadung, dan lain-lain.
Walikota
Berikut adalah daftar walikota Probolinggo sejak tahun 1929:
  • Ferdinand Edmond Meijer (1929-1937)
  • L.A. de Graaff (1937-1940)
  • L. NoĆ« (1940-1942)
  • R. Soedono (1943-1945)
  • Gatot (1950-1959)
  • Nurudin Madhar Iljas (1959-1961)
  • Soendaroe Prawiro Adiredjo (1961-1965)
  • Sawal Sastrosoemarto (1965-1966)
  • M. Soeparto (1966-1967)
  • Asdiroen Wirjokoesoemo (1967-1968)
  • Soenarto S. (1968-1970)
  • Drs. Harto Harjono (1970-1980)
  • Drs. Soesanto Hariasmoro (1980-1981)
  • R. Djoewito Moeljodisastro, SH (1981-1985)
  • Drs. Latief Anwar (1985-1990)
  • Sarwanto (1990-1992)
  • H. Soeprapto (1993-1998)
  • Drs. H. Banadi Eko, MSi (1998-2004)
  • H.M. Buchori, SH MSi (2004-kini)